Support: 0414 681 837

Write to us

800 Penunggang Kuda

800 Penunggang Kuda

Setiap tanggal 25 April Australia memperingati ANZAC (Australian and New Zealand Army Corps) day, hari di mana tentara Australia dan New Zealand mendarat di Gallipoli melawan tentara Ottoman Turki dalam perang dunia pertama.

Perang dunia pertama (1914-1918) sendiri melibatkan tentara sekutu (tergabung diantaranya Prancis, Inggris, Australia, Canada, India, New Zealand) melawan central powers yang terdiri dari Jerman, Austria-Hungary, kerajaan Ottoman (Turki), dan Bulgaria.

Walau Jerman adalah dedengkot utama perang dunia pertama, Ottoman (Turki) merupakan sahabat baik Jerman, dan tidak kalah berbahayanya. Tahun 1914, ketika perang dunia pertama dimulai, Ottoman memakai momen ini untuk mewartakan jihad terhadap Kristen dan Yahudi. Pembantaian masal dilakukan tentara Turki dengan membunuh 500,000 Kristen Armenia dan mengusir 500,000 dari negaranya.

Ketika tentara ANZAC mendarat di pesisir Gallipoli tahun 1915, tugas mereka adalah membuka jalan dari laut hitam (Black sea) untuk tentara sekutu masuk. Tujuan mereka adalah merebut Constantinople, yang menjadi ibu kota kerajaan Ottoman.

Banyak kisah kepahlawanan yang tercatat pada masa itu. Di antaranya kisah tentang 800 penunggang kuda ANZAC.

800 tentara ANZAC, dengan kuda mereka yang setia, memulai perjuangan mereka dari tepian Suez canal, terus sampai ke padang gurun Sinai. Mereka sudah membuktikan ketangguhan mereka sampai pada titik itu. Kunci selanjutnya adalah pertahanan Gaza-Bersheeba. Beersheba, sejak zaman Abraham adalah tempat perhentian peristirahatan karena di sana ada sumur mata air. Sesuatu yang sangat berharga dalam peperangan di padang pasir. Tentara Turki sudah mempunyai basis yang solid di situ. Di Bersheba pula lah, dengan gampang mereka bisa mengalahkan musuh. Setiap tentara yang mau mencapai mata air Bersheeba harus melewati gurun Sinai yang luas selama berhari hari. Tentara Turki hanyalah perlu menahan serangan selama satu hari, dan selebihnya terik matahari gurun akan menghabisi tentara lawan yang sudah habis tenaga.

October 31, 1917. 60,000 tentara Inggris yang disertai tank telah diusir balik ke gurun. Situasi menjadi sangat genting. Inggris membutuhkan 400,000 galon air untuk orang dan kuda mereka yang sudah tidak minum berhari hari. Jendral Cauvel, tidak melihat jalan lain, memerintahkan 800 tentara berkudanya untuk merangsek melawan artillery Turki. Chauvel seperti tidak mempunyai akal sehat, memerintahkan 800 tentara berkuda bersenjatakan hanya bayonet untuk maju sepanjang 6000 meter di padang terbuka, berhadapan langsung dengan 4500 tentara bersenapan Turki. Semua dilakukan di padang gurun dengan udara sekitar 50 derajat, dan kuda mereka belum mendapat minum selama 70 jam!

Yang terjadi selanjutnya adalah bukti bahwa Tuhan membela orang orang yang ada di pihakNya. Ketika aba aba diberikan ‘Forward at a canter!”, 800 tentara berkuda melaju seperti kesetanan, Kuda mereka mengeluarkan nafas panas. Bayangan mereka terlihat kontras di tengah merahnya matahari, bayonet mereka memantulkan cahaya. Debu debu gurun bertebaran di sekeliling mereka. Dentuman sepatu kuda bergema di sekeliling padang gurun, menimbulkan ketakutan dalam hati setiap tentara Muslim. Dengan seiiring larinya kuda, mereka meneriakkan teriakan Aussie bushman “Cooeee....!!”

Lima ratus meter, seribu meter, satu kilometer.... sampai akhirnya mereka ada di bawah senjata. Pembidik musuh begitu tercengang, mereka lupa untuk menyetel senjata mereka. Selongsong mereka hanya melewati tentara berkuda dan meledak tanpa menimbulkan kerusakan. Seorang pahlawan perang mengingat, bagaimana peluru peluru lewat di sekitar mereka seperti lebah mengamuk. Beberapa orang dan kuda terkena peluru. Ada kuda terjatuh dengan jeritan kesakitan. Tetapi tidak ada yang dapat menghentikan tentara berkuda yang lain untuk maju merangsek terus ke mata air.

Tentara Turki sadar, mereka bukan lawan tentara Aussie dalam pertarungan jarak dekat. Ketakutan menguasai tentara Turki. Beberapa mulai lari keluar dari barisan. Sisanya menembak tanpa menimbulkan efek yang berarti. Ketika matahari mulai terbenam di ujung cakrawala, Bersheeba telah berpindah ke tangan tentara Australia, dan gerombolan bersama kuda mereka menikmati air dari sumur di mana Abraham dan Abimelekh bersumpah.

Kemenangan di Beersheba merupakan salah satu titik penting pembalikan keadaan. Pemerintah Inggris mengeluarkan ‘Balfour Declaration’ tanggal 31 October 1917, hari di mana Bersheeba dimenangkan. Balfour Declaration menetapkan bahwa Inggris mendukung terbentuknya negeri untuk orang Yehudi di tanah Palestina dan akan membantu dalam segala hal. (War Cabinet Meeting 31 Oct, 1917).

Tentara sekutu sendiri kemudian memenangkan Jerusalem tanpa perlawanan berarti. Ada legenda bahwa ketika Turki mendengar tentang kekalahan di Beersheba, dan tentara sekutu menuju Jerusalem dipimpin oleh Jendral Allenby, mereka mengira bahwa “Allah nabi (Allenby)” sendiri yang datang untuk menghukum mereka. Yang jelas, menurut laporan Jendral Allenby, “Panik menimpa tentara dan sipil Turki. Mereka meninggalkan semuanya dan kabur dari kota. The Turks are running. They called; ‘The day of deliverance has come”.

December 11 1917, Tentara berkuda Australia memasuki Yerusalem disertai sambutan sorak sorai kemenangan dari orang Yahudi dan Kristen.

Alkitab sendiri mencatat banyak kejadian di mana Tuhan memberikan kemenangan dalam keadaan yang sangat mustahil dengan cara yang ajaib. Pembebasan Tuhan tidak hanya untuk skala nasional, tapi Alkitab juga mencatat begitu banyak peristiwa ketika Tuhan memberikan mujizat pribadi.

Pernahkah saudara merasa terjepit dalam keadaan? Kemenangan sendiri bukanlah sesuatu yang mudah dicapai. Buat tentara berkuda ANZAC, mereka harus melewati padan gurun Sinai, berhari2 dalam teriknya matahari dan dinginnya angin gurun. Mereka juga harus mengalahkan musuh terakhir di Bersheeba yang terlihat seperti raksasa dibanding dengan kekuatan mereka.

Tetapi sesungguhnya, dalam setiap keadaan, Tuhan telah lebih dulu berperang bagi kita. Bagian kita hanyalah untuk tetap maju menuju Jerusalem kita. Ketika kita menghadapi tantangan terbesar, itulah Bersheeba kita. Kuatkan hati. Ingatlah untuk melihat dengan iman dan bukan dengan melihat keadaan. Cari wajah Tuhan. Ketika Dia memberikan aba abanya ‘Forward at a canter!”, majulah dengan seluruh kekuatan kita. Sisanya, kita akan terkagum kagum melihat keajaibanNya.

Jehovah Shabaoth.